Novel Totto-Chan, Buku Favorit yang Memorable untuk Parenting

Posting Komentar
Totto-chan

Assalamu’alaikum, Sobat Jurnal Bermain! Membaca buku parenting adalah salah satu cara untuk belajar memahami dunia anak. Sebab, banyak orang tua yang abai terhadap sudut pandang dunia anak, menyebabkan mimpi-mimpi kecil mereka sering terbunuh.

Salah satu buku favorit untuk parenting yang paling memorable versi Jurnal Bermain adalah novel best seller Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela. Meskipun bentuknya novel, buku ini sering dijadikan acuan dalam pola parenting. Cerita Totto-chan, Ibunya, Pak Kobayashi, dan teman-teman Totto-chan ini juga bisa mengaduk-aduk emosi pembacanya karena cerita yang begitu polos dan jujur.

Totto-chan ini juga merupakan salah satu buku favorit yang memorable versi Jurnal Bermain. Sebab, hikmah pengasuhan dari novel Totto-chan bisa diterapkan sepanjang zaman. Seperti apakah buku legendaris yang banyak bercerita tentang pola parenting, imajinasi, mimpi, dan cita-cita tersebut? Yuk, intip bareng-bareng sedikit cerita Totto-chan di sini!


Totto-Chan: Mimpi, Imajinasi, dan Cerita Sekolah Kereta Tomoe

Totto-chan merupakan novel karangan Tetsuko Kuroyanagi, seorang duta UNICEF. Tokoh Totto-chan yang diceritakan di dalam novel ini merupakan sosok sang penulis, Tetsuko Kuroyanagi saat masih kecil. Ayahnya yang memberikan panggilan Totto-chan padanya.

Ditulis di tahun 1981, novel Totto-chan berlatar belakang perang dunia 2. Novel ini menceritakan tentang gadis cilik yang pernah dikeluarkan dari sekolah, lalu menemukan sekolah kereta milik Pak Kobayashi yang bisa mengakomodasi bentuk kecerdasan Totto-chan. Gerbong kereta yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar sekolah Tomoe ini merupakan kereta bekas yang sudah tidak digunakan lagi.

Selain menceritakan sekolah kereta Tomoe, novel Totto-chan juga banyak menceritakan tentang mimpi, imajinasi, dan cita-cita para murid di sekolah Tomoe. Bahasanya pun ringan. Rasanya seperti membaca buku anak, tapi ditujukan untuk orang dewasa.


Gaya Parenting Ibu Totto-Chan

Satu hal yang asyik dibahas selain karakter Totto-chan adalah ibu Totto-chan. Di zaman itu, ibu Totto-chan termasuk orang yang open-minded terhadap parenting anak. Berikut gaya parenting ibu Totto-chan yang bisa jadi highlight. Beliau ini juga jadi tokoh kunci hingga Tetsuko Kuroyanagi kecil alias Totto-chan akhirnya mampu mengembangkan kecerdasannya dan mencapai semua mimpinya di masa kecil.

Paham Karakter Anak Sendiri

Apa yang kamu lakukan jika anakmu dikeluarkan dari sekolah karena dianggap sebagai pembuat kekacauan di sekolah?”

Saat mendengar anaknya dikeluarkan dari sekolah, tentu saja ibu Totto-chan kaget sekaligus sedih. Padahal masalahnya hanya karena Totto-chan mengajak bicara burung wallet yang kebetulan membuat sarang di pohon dekat jendela kelasnya. Di lain waktu, Totto-chan juga pernah mengajak musisi jalanan untuk masuk karena ia penasaran dengan si musisi jalanan ini.

Guru Totto-chan menganggap gadis cilik itu hanya mencari alasan untuk mengacaukan kelas. Namun, sang ibu memilih untuk menerima keputusan sekolah dan mencarikan sekolah yang lebih sesuai untukTotto-chan.

Kenapa seperti itu? Ibu Totto-chan lebih paham karakter anaknya. Ia tahu kalau anaknya itu sebenarnya cerdas, hanya saja guru dan kurikulum sekolah belum bisa mendukung kecerdasan Totto-chan berkembang.

Tidak Memaksakan Kehendak

Saat Totto-chan dikeluarkan dari sekolah, ibunya tidak pernah mengatakan alasan sebenarnya. Ibu hanya berkata bahwa sekolah itu tidak asyik. Ibu pun mengajak Totto-chan untuk mencari sekolah yang lebih seru dan asyik.

Ibu Totto-chan tidak pernah memaksakan kehendak agar anaknya bisa bersekolah di sekolah yang bagus. Ia lebih fokus mencari sekolah yang bisa menerima kecerdasan Totto-chan.

Tidak Membunuh Mimpi Anak

Si kecil Totto-chan ini sering punya mimpi atau cita-cita yang berubah-ubah. Suatu ketika ia ingin menjadi petugas sampah, lalu ingin menjadi petugas kereta api yang biasanya melubangi tiket. Mendengar keinginan Totto-chan, sang Ibu tidak pernah sedikit pun mencela mimpi atau cita-cita Totto-chan. Ia hanya mengiyakan, lalu menceritakan apa saja tugas mereka, dan bertanya kembali apakah Totto-chan yakin ingin jadi seperti mereka.


Pendidikan Sekolah Kereta Tomoe, Hampir Semua Lulusannya Jadi Orang Penting

Karakter lain yang membuat novel ini terasa hangat di hati saat dibaca adalah Pak Kobayashi atau kepala sekolah Tomoe. Beliau ini adalah orang super sabar yang bisa membuat si cerewet Totto-chan sampai kehabisan cerita dan kata-kata.

Pak Kobayashi, Kepsek yang Super Sabar

Awal pertemuan Pak Kobayashi dan Totto-chan adalah saat wawancara untuk masuk ke sekolah Tomoe. Pak Kobayashi mempersilakan Totto-chan untuk bercerita apa saja.

Totto-chan yang otaknya memang selalu dipenuhi imajinasi ini pun langsung bercerita panjang kali lebar kali tinggi, hingga menghabiskan waktu 5 jam. Pak Kobayashi ini hanya duduk diam, mendengarkan dengan sabar, sambil sesekali menimpali omongan Totto-chan.

Kurikulum Unik

Kurikulum di sekolah Tomoe ini sangat unik dan hampir tidak ada sekolah lain yang memakainya saat itu. Setiap anak di sekolah Tomoe bebas belajar mata pelajaran mana yang mereka suka terlebih dahulu. Misalkan saja di hari senin pada pilihan pelajaran matematika, sains, seni, dan olahraga. Sobat Jurnal Bermain suka dengan pelajaran matematika, maka pelajaran matematika ini bisa dipelajari lebih dahulu di jam pertama. Jam pelajaran selanjutnya juga bebas mau diisi dengan olahraga dulu atau seni dulu.

Guru di sekolah Tomoe sudah dipersiapkan oleh Pak Kobayashi untuk menghadapi kurikulum tersebut. Metode belajarnya pun dilakukan secara mandiri. Guru hanya melayani konsultasi jika murid merasa kesulitan, kemudian menjelaskan secara personal hingga murid mengerti sepenuhnya, serta memberikan soal latihan sesuai pelajaran yang dipilih..

Mendekatkan Anak dengan Alam

Selain sekolah seru di bekas gerbong kereta, Pak Kobayashi juga sesekali mengajak murid sekolah Tomoe untuk belajar langsung dari alam. Ruang kelas mereka berpindah ke alam, melihat secara langsung beberapa fenomena alam.

Prinsip “Kamu Anak Baik”

Prinsip yang dianut oleh pak Kobayashi adalah setiap anak dilahirkan dengan watak baik. Pak Kobayashi selalu berusaha memberikan sugesti “kamu anak baik” kepada murid-muridnya. Beliau percaya jika watak baik anak bisa dikembangan, mereka akan tumbuh dewasa dengan kepribadian yang khas.

Alumni Sekolah Kereta Tomoe

Meskipun sekolah Tomoe hanyalah sekolah kecil yang berada di bekas gerbong kereta api, lulusan sekolah Tomoe rata-rata jadi orang berhasil semua. Tengok saja Totto-chan yang berhasil jadi duta UNICEF, Tai-chan yang menjadi salah satu ahli fisika Jepang ternama, Oe-chan yang jadi ahli anggrek spesies Timur Jauh, dan lain-lain.


Cerita Paling Memorable di Novel Totto-Chan

Di dalam novel Totto-chan ada beberapa cerita yang memorable karena sangat menyentuh. Cerita tersebut masih tertinggal dalam memori, meskipun sudah lama tidak membaca novel Totto-chan lagi. Beberapa cerita paling memorable versi Jurnal Bermain adalah sebagai berikut.

Totto-Chan, Pak Kobayashi, dan Kotoran

Suatu ketika dompet kesayangan Totto-chan terjatuh ke dalam lubang kotoran. Dia begitu sayang dengan dompetnya itu. Akhirnya ia mengambil semacam alat untuk mengeruk kotoran itu demi mengambil dompet kesayangannya.

Pak Kobayashi lewat, kemudian menanyakan kenapa Totto-chan mengeluarkan semua kotoran dari lubang itu? Totto-chan pun menjawab bahwa ia ingin mencari dompet kesayangannya yang jatuh.

Tahu, nggak, apa jawaban Pak Kobayashi?

“Oh, ya, sudah. Nanti kalau selesai, kembalikan lagi kotorannya ke lubang itu, ya?”

Orang dewasa pada umumnya pasti akan langsung menghentikan aksi Totto-chan karena kotoran itu menjijikkan. Namun, Pak Kobayashi ingin Totto-chan belajar menerima kepercayaan dan bertanggung jawab.

Lantas, apakah Totto-chan mengembalikan semua kotoran yang ia keluarkan ke dalam lubang itu kembali?

Ya. Totto-chan melakukannya. Ia senang ketika Pak Kobayashi percaya padanya. Ia pun berusaha menjaga kepercayaan itu dengan mengembalikan semua kotoran yang sudah ia keluarkan.

Teman Totto-Chan Meninggal

Sebenarnya cerita Totto-chan bahasanya sangat sederhana dan ringan. Namun, entah kenapa pada bagian teman Totto-chan yang diceritakan meninggal dunia begitu sedih dan mendalam.

Jadi, teman Totto-chan yang meninggal ini namanya Yasuaki-chan. Dia salah satu teman dekat Totto-chan yang terkena penyakit polio. Saat pemakaman Yasuaki-chan, si Totto-chan tidak menangis sama sekali. Ia justru menangis saat berada di tempat pertama kali bertemu dengan Yasuaki-chan.

Sekolah Tomoe Hancur Saat Perang Dunia

Bagian paling memorable selanjutnya adalah saat sekolah Tomoe hancur terkena bom tentara sekutu. Bagaimana Pak Kobayashi cuma bisa menatap nanar puing-puing sekolah yang selama ini menemani mimpinya bersama murid-muridnya. 


Penutup

Novel Totto-chan masih jadi buku favorit yang memorable sepanjang masa untuk parenting versi Jurnal Bermain. Gaya parenting ibu Totto-chan bisa mengantarkan putri yang pernah dianggap nakal, jadi orang sukses yang mampu menggapai mimpinya. Sosok Pak Kobayashi merupakan panutan yang seharusnya dipakai para guru di Indonesia dalam mendidik murid-murid.


Referensi

Novel Totto-chan, Cetakan ke 14, 2013

Related Posts

Posting Komentar